Menyiapkan Ramadhan Buwat Ghazy
Monday, September 26, 2005Tak terasa sudah Ramdhan lagi, waktu semakin tidak terasa terlewat begitu cepat. Sungguh merupakan kesempatan yang besar buwat kita memanfaatkan momen di bulan suci Ramadhan karena dibulan ini Pintu-Pintu Syorga dibukakan. Seperti hal sabda Rasulullah:
Sesungguhnya di surga terdapat pintu yang bernama Ar-Rayyan orang-orang yang berpuasa masuk daripadanya pada hari kiamat dan seorang pun selain mereka tidak masuk daripadanya. Dikatakan Mana orang-orang yang berpuasa? Merekapun berdiri dan tidak ada seorang dari selain mereka yang masuk daripadanya. Jika orang-orang yang berpuasa telah masuk, pintu tersebut ditutup hingga tidak seorangpun selain mereka yang bisa masuk. (Muttafaq Alaih)
Sabda Rasulullah diatas dapat dijadikan bahan untuk menceritakan keutaman Puasa di bulan suci Ramadhan pada si kecil kita. Mungkin Si kecil belum dapat puasa penuh. Namun momen ini sangat penting untuk menanamkan pentingnya puasa bagi anak kita sebagai umat Islam. Ada pendapat yang menyatakan bahwa pengenalan puasa kepada anak dapat dilakukan sejak anak dapat berkomunikasi atau semenjak anak dapat membedakan tangan kiri dan tangan kanan. Pengenalan ini juga melalui beberapa tahap karena namanya juga mengenalkan sehingga kalau memang tidak kuat memang tidak harus dipaksa.
Bagaimana dengan anak saya? Harapan kita sebagai umat Muslim tentu anak-anak kita kelak mencintai Allah melalui Puasa di bulan Ramadhan. Kemaren saya baca Republika Minggu yang juga memuat bagaimana menyiapkan si kecil berpuasa "Tak perlu khawatir kenalkan Puasa" Yusuf Azmi (6 tahun ) saat duduk di bangku TK saja hanya satu hari bolong puasanya. Bagaimana dengan Ghazy ku ? Tahun ini sanggupkan ia berpuasa???
Pengenalan puasa secara sederhana telah kami kenalkan sejak Ghazy umur 3 tahun. Tentu saja belum puasa seutuhnya, Ghazy baru dikenalkan mengenai arti menahan lapar dan dahaga serta nafsu amarah. Beberapa kali kami ajak ikut sahur walaupun belum bisa berpuasa. Ada pendapat yang mengatakan bahwa sebaiknya menjelaskan arti puasa pada anak adalah merobah makan pagi pada saat sahur dan makan siang digeser ke waktu Magrib. Sehingga anak tidak terbebani dengan kata-kata Manahan nafsu lapar dan dahaga dari subuh sampai magrib.
Ketika 4 tahun arti menahan lapar dahaga bagi Ghazy hanya sebatas puasa minum susu sampai siang. Namun hal yang sering juga saya ingatkan pada GHazy walaupun masih kecil dan belum bisa puasa seutuhnya, namun tidak boleh makan di sembarang tempat untuk menghormati yang berpuasa. Namanya juga memperkenalkan anak berpuasa kalau memang tidak kuat memang tidak harus sampai Magrib tiba. FAktor lingkungan ini memang turut membantu menciptakan kecintaan anak-anak untuk berpuasa. Terbayang juga bagi saya teman-teman yang di luar negeri dimana masyarakatnya mayoritas non muslim. Memang perlu kesabaran yang lebih bagi orang tuanya untuk menanamkan ke anak-anak dimana lingkungan sekolahnya dan masyarakatnya yang kebanyakan tidak berpuasa.
Bulan Ramadhan kali ini Ghazy sudah 5 tahun. Semoga kami dapat lebih kuat menanamkan arti Puasa kepada Ghazy. Ghazy termasuk anak yang kurang sabar terhadap sesuatu. Seperti menunggu giliran/antri, atau untuk mendapatkan sesuatu. Mamanya juga harus lebih sabar lagi menghadainya. Belakangan Ghazy memang sering membuat Mama bertanduk. (Mungkin klo tumbuh tanduknya udah kayak tanduk rusa) Anakku ini doyan sekali main sepeda di siang bolong ma man temannya. Men spedahnya juga suka gag karu-karuan dengan gaya gag pegang stang / lepas kedua tangan. Klo soal jatuh, itu kaki sudah biru-biru, sikut penuh dengan bekas luka. Gimana Mama gag bertanduk coba? Kalo udah menjelang tidur Ghazy minta maaf dan akan nurut kata-kata Mama, tapi besok diulang lagi. Tanduk Mama semakin hari semakin panjang, Menjelang bulan Ramadhan Mama juga gag mau punya tanduk. Maafkan Mama ya Nak....
Kembali ke mengajarkan anak berpuasa memang harus berani. Namun anak juga harus dibekali asupan gizi yang cukup. Yang terbayangkan oleh saya bahwa Ghazy itu susah sekali makannya, bagaimana ia bangun untuk sahur? Moga Ghazy sehat-sehat selalu sehingga dapat belajar puasa dengan baik. Jadi ingat ketika kecil dulu, susahnya bangun ketika sahur. Kadang sudah di depan makanan masih merem. Kekekekkk... Belum lagi pake acara pura-pura lupa. Sambil jinjit-jinjit jalan ke dapur dan nyicip makanan di dapur (padahal udah sore dan magrib sebentar lagi). Kekekekekkk. *Ssssst.... Jangan bilang-bilang Ghazy... *
Berpuasa pada anak-anak memang bukan kewajiban tapi kewajiban kita adalah menyiapkan agar anak-anak kita mencintai Ramadhan sehingga kelak ketika Puasa telah merupakan hal yang wajib dilakukan baginya, tentu mereka akan semakin mencintainya. Ada pendapat lain? Atau barangkali ada man teman yang dapat sharing menyiapkan anak untuk mencintai Puasa di Bulan Suci Ramadhan?
Owiyah, Menjelang Bulan Ramadhan, bukan tak mungkin saya pernah menyinggung perasaan man teman, bukan tak mungkin saya pernah khilaf, maka mohon saya dapat dimaafkan dan man teman telah lebih dahulu saya maafkan. Mudah-mudahkan kita melewati Ramadhan dan kembali fitrah.
Hidup kita dapat diibaratkan segelas air putih yang apabila kita mungkin lupa akan kewajiban kita kepada Allah, terkadang ada kesombongan, tanpa terniat menyakiti hati orang lain tetapi menyinggungnya tampa disengaja, mengabaikan kewajiban kepada Suami/Istri, ataupun menzalimi dan melukai orang lain maka segelas air putih itu semakin keruh dan semakin lama ditambah lagi dengan perbuatan yang mebuat air itu menjadi hitam. Dosa kepada Allah hanya diampuni melalui taubat, dan dosa sesama manusia harus diselesaikan dengan sesama manusia melalui pintu maaf.
Hepi Ramadhan buwat semua yang merayakan Ramadhan....